Rabu, 22 Agustus 2012

Keunikan Pemalas


Bacaan: Amsal 26:13-16

Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.- Amsal 26:14

Menjadi seorang pemalas tidaklah sulit. Hebatnya lagi, setiap pemalas pasti memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Berikut saya akan paparkan keunikan-keunikan seorang pemalas. Berharap agar pemalas yang kebetulan membaca tulisan ini tidak tersinggung, melainkan mulai mengubah kebiasaan hidupnya. 


Pertama, selalu saja memiliki alasan untuk menghindar dari sebuah pekerjaan. Cobalah tengok kehidupan seorang pemalas yang Anda kenal. Tak perlu kaget kalau orang tersebut selalu saja punya alasan untuk “menyelamatkan diri” dari pekerjaan yang sudah menanti. Dalam kehidupan berjemaat, hal yang sama juga berlaku. Bagi jemaat yang masuk kategori “pemalas” akan selalu punya alasan untuk tidak pergi ke gereja, cuaca yang buruklah, pendeta yang membosankanlah, fasilitas gereja yang tidak nyaman, dsb. 

Kedua, selalu menunda pekerjaan.
Tak perlu heran kalau melihat seorang pemalas selalu menunda pekerjaan yang harusnya segera diselesaikan. Itu memang sudah menjadi ciri khasnya. Menunda pekerjaan dan membiarkannya sampai menumpuk. Lalu setelah kelimpungan, barulah ia bingung sendiri dan bisa-bisa malah tidak mau mengerjakannya sama sekali. Tuhan tidak pernah menunda pekerjaanNya. Bayangkan saja seandainya Tuhan menunda-nunda pekerjaanNya, bisa-bisa matahari tidak bersinar hari ini atau kelangsungan alam ini bakal terancam!

Ketiga, tidak pernah setia dengan apa yang telah dipercayakan kepadanya.
Salah satu alasan bagi pemalas untuk tidak bekerja adalah karena ia berpikir bahwa hal tersebut adalah perkara kecil dan sepele. Ia selalu berpikir bahwa hal-hal kecil seperti itu hanya akan membuang-buang waktu saja. Sementara kita tahu bahwa banyak hal besar justru diawali dengan hal-hal kecil lebih dulu. Tanpa mau mengawali dengan hal kecil, bagaimana mungkin Tuhan akan mempercayakan perkara-perkara yang lebih besar?
Sangat berharap bahwa keunikan-keunikan tersebut tidak ada pada diri Anda. Namun sekiranya ada, baiklah kita mengambil keputusan untuk meninggalkan budaya malas ini.
Tinggalkan budaya malas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar