Bacaan: Amsal 14:1-35
Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman. - Amsal 14:16
Tahun enam puluhan, sebelum era komputer dan elektronik, seorang
juru tik yang ceroboh di Houston, Texas, mencari cara untuk memperbaiki
kesalahan ketiknya. Ia menemukan cat putih di garasi yang diencerkan
dengan cairan pengencer, lalu mulai menghapus kesalahannya dengan 'cat'
itu. Ia menunggu cat itu kering lalu mengetikkan ejaan yang benar.
Rekan-rekannya menyukai gagasannya dan ingin membeli larutan buatannya.
Gagasan itu menjadi populer, sampai perusahaan 3-M membeli produk dan
gagasannya dengan harga tiga juta dolar. Kini, kita mengenalnya sebagai
Type-Ex. Ternyata, kesalahan pun dapat menjadi ide brilian.
Tidak perlu malu karena pernah berbuat kesalahan, selama hal itu
dapat menjadikan kita lebih bijaksana dari sebelumnya. Keterbatasan
pengetahuan, ketidaktahuan, lupa, dan masih banyak hal lain dapat
membuat kita salah dalam bertindak dan mengambil keputusan. Dalam hidup,
kita pasti akan mengalami rasanya melakukan kesalahan. Namun, yang
penting adalah kenali kesalahan-kesalahan itu dan belajarlah darinya,
supaya kita jangan terus berkubang di kesalahan yang sama.
Di dalam Alkitab, kita juga melihat beberapa tokoh besar yang semasa
hidupnya pernah berbuat salah. Sebut saja Petrus. Ia pernah menyangkal
Yesus sebanyak tiga kali, tetapi ia bertobat. Setelah dipulihkan,
hidupnya pun menjadi berkat bagi orang banyak. Berbeda sekali dengan
Yudas. Sama-sama murid Yesus, mereka juga sama-sama bersalah. Namun,
bedanya Yudas lebih memilih untuk berkubang dalam lumpur dosa, sehingga
ia mati sia-sia.
Presiden Roosevelt berkata, “Satu-satunya orang yang tidak membuat
kesalahan adalah orang yang tidak pernah melakukan apa-apa.” Sedangkan
Paul Galvin mengatakan, “Jangan takut dengan kesalahan. Kebijaksanaan
biasanya lahir dari kesalahan.” So, tetaplah berkarya. Don't worry about
fail!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar