ALKITAB (Lanjutan)
Ketersediaan
Terhitung tanggal 1 Januari 2007, terdapat 2.436 jumlah bahasa dan dialek yang telah digunakan dalam menerbitkan sedikit-dikitnya satu buku dari Alkitab[3]. Alkitab telah dicetak lebih dari 4.700.000.000 eksemplar dan merupakan "buku" yang paling banyak diterjemahkan dan dicetak di dunia. (sebagai catatan, jumlah bahasa yang digunakan di seluruh dunia tercatat 6.912 bahasa dari 39.491 bahasa yang pernah ada[4].)
Terhitung tanggal 1 Januari 2007, terdapat 2.436 jumlah bahasa dan dialek yang telah digunakan dalam menerbitkan sedikit-dikitnya satu buku dari Alkitab[3]. Alkitab telah dicetak lebih dari 4.700.000.000 eksemplar dan merupakan "buku" yang paling banyak diterjemahkan dan dicetak di dunia. (sebagai catatan, jumlah bahasa yang digunakan di seluruh dunia tercatat 6.912 bahasa dari 39.491 bahasa yang pernah ada[4].)
Injil dan sejarah
Jesus Seminar adalah sekelompok ahli yang mempertanyakan dan memperdebatkan perkataan-perkataan dan tindakan tercatat Yesus dan melakukan pemungutan suara untuk menentukan sejauh apa mereka dapat mempercayai pernyataan-pernyataan di dalam Injil.[5]
Para kritikus Alkitab mengindikasikan bahwa catatan tentang Yesus telah ditambah-tambahi melalui tradisi oral turun-temurun dan tidak dituliskan hingga sepeninggal para rasul. Maka dari itu para kritikus tersebut mempertanyakan keakuratan penggambaran sosok Yesus yang sesungguhnya.
Di lain pihak, para sejarawan Kristen memberikan bukti-bukti sejarah bahwa Yesus yang digambarkan di dalam Injil dan Alkitab yang ada sekarang ini layak untuk dipercayai. Ada dua pertanyaan yang dijawab, yaitu: Kapan dokumen asli Injil ditulis? Dan siapa yang menulisnya?
Bagian terbesar dalam Perjanjian Baru adalah 13 surat Paulus untuk gereja-gereja muda dan beberapa individu. Surat-surat Paulus, yang ditulis sekitar pertengahan tahun 40 hingga pertengahan tahun 60 (12-33 tahun setelah Kristus) merupakan tulisan-tulisan pertama tentang kehidupan dan pengajaran Yesus. Will Durant menulis tentang pentingnya tulisan-tulisan Paulus dari segi sejarah, "Bukti Kristen tentang Kristus dimulai dari surat-surat yang ditulis oleh Santo Paulus. ... Tidak ada yang pernah mempertanyakan eksistensi Paulus, atau perjumpaannya beberapa kali dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes; dan Paulus mengaku dengan iri bahwa orang-orang tersebut telah mengenal Yesus secara langsung."[6]
Tabel perbandingan dokumen kuno Yunani[7][8]
Buku Ditulis Salinan paling awal Perbedaan dari aslinya Jumlah salinan yang selamat
Illiad oleh Homer 800 SM c. 400 SM 400 tahun 643
Sejarah tulisan Herodotus 460-400 SM c. 900 M 1350 tahun 8
Sejarah tulisan Thucydides 480-425 SM c. 900 M 1300 tahun 8
Tulisan Plato 400 SM c. 900 M 1300 tahun 7
Gallic Wars tulisan Caesar 100-44 SM c. 900 M 1000 tahun 10
Perjanjian Baru 50-100 fragmen - c.114
beberapa buku - c.200
hampir lengkap - c.250
lengkap - c.325 +50 tahun
100 tahun
150 tahun
225 tahun 5.366
Kelompok Jesus Seminar berpendapat bahwa Injil ditulis paling awal tahun 130 hingga 150 oleh penulis yang tidak diketahui, jika hal tersebut benar, maka ada kira-kira 100 tahun setelah kematian Yesus (oleh sejarawan diperkirakan antara tahun 30-33). Namun hampir semua sejarawan Kristen lainnya telah mencapai konsensus bahwa Injil ditulis oleh para rasul pada abad pertama. Tiga bukti kuat mengenai hal tersebut adalah:
* Dokumen-dokumen ajaran sesat seperti pengikut Marsion dan Valentinus yang mengutip dari Perjanjian Baru.
* Dokumen-dokumen yang ditulis oleh sumber sejarah mulal-mula, seperti Klementinus dari Roma, Ignatius, dan Polikarpus.
* fragmen Injil yang ditemukan dan dengan penanggalan-karbon diperkirakan berasal dari paling akhir tahun 117
Arkeologis Alkitab William Albright menyimpulkan bahwa keseluruhan Perjanjian Baru ditulis "sangat mungkin antara tahun 50 M dan 75 M"[9], sementara skeptis John A. T. Robinson bahkan memberikan tanggal yang lebih awal daripada kaum konservatif, yaitu sekitar tahun 40 dan 65[10]. Jika benar bahwa Perjanjian Baru ditulis pada pertengahan hingga akhir abad pertama, maka para rasul yang pada saat itu masih hidup dapat membuktikan kebenarannya dan segala kesalahan sejarah akan segera tampak baik oleh para saksi mata maupun penentang orang Kristen.
Tulisan asli para rasul disimpan secara seksama oleh para gereja, namun penyimpanan yang paling seksama pun tidak dapat bertahan terhadap pendudukan Romawi, perjalanan waktu selama 2000 tahun, dan proses disintegrasi. Saat ini tidak ada yang tersisa dari tulisan-tulisan asli tersebut. Manuskrip asli semuanya hilang, meskipun para ahli masih berharap suatu ketika kejadian Gulungan Laut Mati terulang kembali. Namun tidak hanya Alkitab yang bernasib demikian; tidak ada dokumen asli lainnya dari zaman kuno yang selamat hingga saat ini. Para sejarawan tidak terganggu dengan hal tersebut asalkan mereka memiliki salinan yang dapat dipercayai.
Pada awal sejarah kekristenan, jumlah gereja yang semakin bertambah menghasilkan semakin banyak salinan yang ditulis di bawah pengawasan ketat oleh para pemimpin gereja. Mengikuti tradisi Yahudi dalam menyalin Perjanjian Lama, setiap kata dengan hati-hati disalin dan apabila ada satu kata yang salah maka seluruh perkamen atau papirus tersebut harus dimusnahkan. Jadi sekarang ini para ahli dapat mempelajari tulisan asli para rasul dari salinan dari salinan yang disalin dengan hati-hati, untuk menentukan keotentisitasan sehingga tiba pada sebuah perkiraan yang sangat dekat dengan dokumen aslinya. Tes yang digunakan untuk menentukan keabsahan salinan yang selamat antara lain:
1. Tes bibliografis.
Tes ini membandingkan dengan dokumen kuno lain dari periode yang sama. Yang dibandingkan adalah jumlah salinan yang eksis saat ini, jarak waktu antara tulisan asli dan salinan paling awal yang selamat, dan perbandingan sejarah dengan dokumen kuno yang lain. Lebih dari 5000 manuskrip salinan dalam bahasa Yunani telah ditemukan, dan jika dihitung dalam bahasa-bahasa lain, jumlah tersebut menjadi 24000, semuanya berasal dari abad kedua hingga abad keempat. Selain itu selisih waktu tulisan asli dan salinan paling awal juga tidak begitu jauh (lihat tabel). Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus merupakan dua salinan Alkitab yang hampir lengkap dari abad ketiga hingga abad keempat.
2. Tes bukti internal.
Tes ini mempertanyakan konsistensi saksi mata, detil nama orang, nama tempat, dan nama kejadian, surat kepada individu atau kelompok kecil, kejadian yang memalukan sang penulis, kehadiran materi yang tidak relevan atau kontra-produktif, dan tidak adanya materi yang relevan. Jika keempat Injil menulis hal yang sama persis, maka hal itu menjadi patut dicurigai. Para saksi mata yang menuliskan Injil menceritakan kisah Yesus dari perspektif yang berbeda-beda, namun catatan mereka tetap konsisten satu dengan yang lain, sehingga secara keseluruhan, keempat Injil memberikan gambaran yang jelas dan utuh tentang Yesus. Sejarawan juga menyukai detil karena hal tersebut mempermudah pelacakan kebenaran. Surat-surat Paulus dan keempat Injil penuh dengan detil nama orang, nama tempat, dan kejadian dan banyak di antaranya telah dibuktikan oleh sejarawan dan arkeologis. Nama-nama yang dikarang oleh penulis Injil akan dengan mudah ditemukan oleh orang-orang yang menentang mereka, para imam Yahudi dan tentara Romawi.
Ahli sejarah Louis Gottschalk berpendapat bahwa surat yang tidak dipublikasikan secara umum dan ditujukan pada seseorang atau sekelompok kecil orang memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk dapat dipercaya, sedangkan sejarawan lain mengemukakan bahwa kebanyakan penulis tidak ingin mempublikasikan sesuatu yang memalukan mereka sendiri, oleh karena itu dokumen yang menuliskan hal yang memalukan para penulisnya secara umum lebih dapat dipercayai. Penyangkalan Petrus, kejahatan Paulus, dan banyak contoh yang lain tidak akan dicantumkan kecuali jika mereka benar-benar ingin memberikan laporan mengenai kejadian yang sesungguhnya.
Selain tes-tes di atas, sejarawan juga mencari materi-materi kontraproduktif dan tidak relevan. Hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Yesus mati disalib padahal dianggap akan menyelamatkan Israel, kubur Yesus yang kosong ditemukan oleh wanita padahal zaman itu kesaksian wanita tidak dianggap sama sekali) dan detil-detil yang tidak berhubungan dengan cerita utama dan hanya disinggung sekali saja dianggap sebagai tanda bahwa materi-materi tersebut memang benar-benar terjadi atau mereka tidak akan dituliskan. Demikian pula dengan isu-isu yang dihadapi oleh gereja abad pertama ─ pengabaran Injil kepada non-Yahudi, karunia Roh Kudus, sakramen baptis, kepemimpinan gereja ─ sedikit sekali disinggung oleh Yesus. Adalah masuk akal jika para rasul hanya ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan menambahkan materi-materi ke dalam Injil yang ditulis. Dalam satu masalah, Paulus dengan terus terang berkata, "Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan"
3. Tes bukti eksternal.
Tes ini mengukur reliabilitas suatu dokumen dengan membandingkan dengan catatan sejarah yang lain. Dalam hal ini yaitu catatan sejarah non-Kristen tentang Yesus. Paling tidak ada tujuh belas tulisan non-Kristen yang mencatat lebih dari lima puluh detil tentang kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus, ditambah dengan detil gereja mula-mula[11] Lebih jauh lagi, reliabilitas Perjanjian Baru didukung oleh lebih dari 36.000 dokumen non-Alkitab (kutipan dari pemimpin gereja tiga abad pertama) sehingga jika seluruh salinan Perjanjian Baru hilang, maka para ahli dapat merekonstruksi ulang menggunakan dokumen-dokumen tersebut dengan perkecualian beberapa ayat saja.[12]
Dengan bukti-bukti yang telah ada, maka dapat disimpulkan bahwa Alkitab yang beredar saat ini dapat dipercayai kebenarannya / tidak ditambah-tambahi dalam rentang waktu 2000 tahun.
Jesus Seminar adalah sekelompok ahli yang mempertanyakan dan memperdebatkan perkataan-perkataan dan tindakan tercatat Yesus dan melakukan pemungutan suara untuk menentukan sejauh apa mereka dapat mempercayai pernyataan-pernyataan di dalam Injil.[5]
Para kritikus Alkitab mengindikasikan bahwa catatan tentang Yesus telah ditambah-tambahi melalui tradisi oral turun-temurun dan tidak dituliskan hingga sepeninggal para rasul. Maka dari itu para kritikus tersebut mempertanyakan keakuratan penggambaran sosok Yesus yang sesungguhnya.
Di lain pihak, para sejarawan Kristen memberikan bukti-bukti sejarah bahwa Yesus yang digambarkan di dalam Injil dan Alkitab yang ada sekarang ini layak untuk dipercayai. Ada dua pertanyaan yang dijawab, yaitu: Kapan dokumen asli Injil ditulis? Dan siapa yang menulisnya?
Bagian terbesar dalam Perjanjian Baru adalah 13 surat Paulus untuk gereja-gereja muda dan beberapa individu. Surat-surat Paulus, yang ditulis sekitar pertengahan tahun 40 hingga pertengahan tahun 60 (12-33 tahun setelah Kristus) merupakan tulisan-tulisan pertama tentang kehidupan dan pengajaran Yesus. Will Durant menulis tentang pentingnya tulisan-tulisan Paulus dari segi sejarah, "Bukti Kristen tentang Kristus dimulai dari surat-surat yang ditulis oleh Santo Paulus. ... Tidak ada yang pernah mempertanyakan eksistensi Paulus, atau perjumpaannya beberapa kali dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes; dan Paulus mengaku dengan iri bahwa orang-orang tersebut telah mengenal Yesus secara langsung."[6]
Tabel perbandingan dokumen kuno Yunani[7][8]
Buku Ditulis Salinan paling awal Perbedaan dari aslinya Jumlah salinan yang selamat
Illiad oleh Homer 800 SM c. 400 SM 400 tahun 643
Sejarah tulisan Herodotus 460-400 SM c. 900 M 1350 tahun 8
Sejarah tulisan Thucydides 480-425 SM c. 900 M 1300 tahun 8
Tulisan Plato 400 SM c. 900 M 1300 tahun 7
Gallic Wars tulisan Caesar 100-44 SM c. 900 M 1000 tahun 10
Perjanjian Baru 50-100 fragmen - c.114
beberapa buku - c.200
hampir lengkap - c.250
lengkap - c.325 +50 tahun
100 tahun
150 tahun
225 tahun 5.366
Kelompok Jesus Seminar berpendapat bahwa Injil ditulis paling awal tahun 130 hingga 150 oleh penulis yang tidak diketahui, jika hal tersebut benar, maka ada kira-kira 100 tahun setelah kematian Yesus (oleh sejarawan diperkirakan antara tahun 30-33). Namun hampir semua sejarawan Kristen lainnya telah mencapai konsensus bahwa Injil ditulis oleh para rasul pada abad pertama. Tiga bukti kuat mengenai hal tersebut adalah:
* Dokumen-dokumen ajaran sesat seperti pengikut Marsion dan Valentinus yang mengutip dari Perjanjian Baru.
* Dokumen-dokumen yang ditulis oleh sumber sejarah mulal-mula, seperti Klementinus dari Roma, Ignatius, dan Polikarpus.
* fragmen Injil yang ditemukan dan dengan penanggalan-karbon diperkirakan berasal dari paling akhir tahun 117
Arkeologis Alkitab William Albright menyimpulkan bahwa keseluruhan Perjanjian Baru ditulis "sangat mungkin antara tahun 50 M dan 75 M"[9], sementara skeptis John A. T. Robinson bahkan memberikan tanggal yang lebih awal daripada kaum konservatif, yaitu sekitar tahun 40 dan 65[10]. Jika benar bahwa Perjanjian Baru ditulis pada pertengahan hingga akhir abad pertama, maka para rasul yang pada saat itu masih hidup dapat membuktikan kebenarannya dan segala kesalahan sejarah akan segera tampak baik oleh para saksi mata maupun penentang orang Kristen.
Tulisan asli para rasul disimpan secara seksama oleh para gereja, namun penyimpanan yang paling seksama pun tidak dapat bertahan terhadap pendudukan Romawi, perjalanan waktu selama 2000 tahun, dan proses disintegrasi. Saat ini tidak ada yang tersisa dari tulisan-tulisan asli tersebut. Manuskrip asli semuanya hilang, meskipun para ahli masih berharap suatu ketika kejadian Gulungan Laut Mati terulang kembali. Namun tidak hanya Alkitab yang bernasib demikian; tidak ada dokumen asli lainnya dari zaman kuno yang selamat hingga saat ini. Para sejarawan tidak terganggu dengan hal tersebut asalkan mereka memiliki salinan yang dapat dipercayai.
Pada awal sejarah kekristenan, jumlah gereja yang semakin bertambah menghasilkan semakin banyak salinan yang ditulis di bawah pengawasan ketat oleh para pemimpin gereja. Mengikuti tradisi Yahudi dalam menyalin Perjanjian Lama, setiap kata dengan hati-hati disalin dan apabila ada satu kata yang salah maka seluruh perkamen atau papirus tersebut harus dimusnahkan. Jadi sekarang ini para ahli dapat mempelajari tulisan asli para rasul dari salinan dari salinan yang disalin dengan hati-hati, untuk menentukan keotentisitasan sehingga tiba pada sebuah perkiraan yang sangat dekat dengan dokumen aslinya. Tes yang digunakan untuk menentukan keabsahan salinan yang selamat antara lain:
1. Tes bibliografis.
Tes ini membandingkan dengan dokumen kuno lain dari periode yang sama. Yang dibandingkan adalah jumlah salinan yang eksis saat ini, jarak waktu antara tulisan asli dan salinan paling awal yang selamat, dan perbandingan sejarah dengan dokumen kuno yang lain. Lebih dari 5000 manuskrip salinan dalam bahasa Yunani telah ditemukan, dan jika dihitung dalam bahasa-bahasa lain, jumlah tersebut menjadi 24000, semuanya berasal dari abad kedua hingga abad keempat. Selain itu selisih waktu tulisan asli dan salinan paling awal juga tidak begitu jauh (lihat tabel). Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus merupakan dua salinan Alkitab yang hampir lengkap dari abad ketiga hingga abad keempat.
2. Tes bukti internal.
Tes ini mempertanyakan konsistensi saksi mata, detil nama orang, nama tempat, dan nama kejadian, surat kepada individu atau kelompok kecil, kejadian yang memalukan sang penulis, kehadiran materi yang tidak relevan atau kontra-produktif, dan tidak adanya materi yang relevan. Jika keempat Injil menulis hal yang sama persis, maka hal itu menjadi patut dicurigai. Para saksi mata yang menuliskan Injil menceritakan kisah Yesus dari perspektif yang berbeda-beda, namun catatan mereka tetap konsisten satu dengan yang lain, sehingga secara keseluruhan, keempat Injil memberikan gambaran yang jelas dan utuh tentang Yesus. Sejarawan juga menyukai detil karena hal tersebut mempermudah pelacakan kebenaran. Surat-surat Paulus dan keempat Injil penuh dengan detil nama orang, nama tempat, dan kejadian dan banyak di antaranya telah dibuktikan oleh sejarawan dan arkeologis. Nama-nama yang dikarang oleh penulis Injil akan dengan mudah ditemukan oleh orang-orang yang menentang mereka, para imam Yahudi dan tentara Romawi.
Ahli sejarah Louis Gottschalk berpendapat bahwa surat yang tidak dipublikasikan secara umum dan ditujukan pada seseorang atau sekelompok kecil orang memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk dapat dipercaya, sedangkan sejarawan lain mengemukakan bahwa kebanyakan penulis tidak ingin mempublikasikan sesuatu yang memalukan mereka sendiri, oleh karena itu dokumen yang menuliskan hal yang memalukan para penulisnya secara umum lebih dapat dipercayai. Penyangkalan Petrus, kejahatan Paulus, dan banyak contoh yang lain tidak akan dicantumkan kecuali jika mereka benar-benar ingin memberikan laporan mengenai kejadian yang sesungguhnya.
Selain tes-tes di atas, sejarawan juga mencari materi-materi kontraproduktif dan tidak relevan. Hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Yesus mati disalib padahal dianggap akan menyelamatkan Israel, kubur Yesus yang kosong ditemukan oleh wanita padahal zaman itu kesaksian wanita tidak dianggap sama sekali) dan detil-detil yang tidak berhubungan dengan cerita utama dan hanya disinggung sekali saja dianggap sebagai tanda bahwa materi-materi tersebut memang benar-benar terjadi atau mereka tidak akan dituliskan. Demikian pula dengan isu-isu yang dihadapi oleh gereja abad pertama ─ pengabaran Injil kepada non-Yahudi, karunia Roh Kudus, sakramen baptis, kepemimpinan gereja ─ sedikit sekali disinggung oleh Yesus. Adalah masuk akal jika para rasul hanya ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan menambahkan materi-materi ke dalam Injil yang ditulis. Dalam satu masalah, Paulus dengan terus terang berkata, "Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan"
3. Tes bukti eksternal.
Tes ini mengukur reliabilitas suatu dokumen dengan membandingkan dengan catatan sejarah yang lain. Dalam hal ini yaitu catatan sejarah non-Kristen tentang Yesus. Paling tidak ada tujuh belas tulisan non-Kristen yang mencatat lebih dari lima puluh detil tentang kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus, ditambah dengan detil gereja mula-mula[11] Lebih jauh lagi, reliabilitas Perjanjian Baru didukung oleh lebih dari 36.000 dokumen non-Alkitab (kutipan dari pemimpin gereja tiga abad pertama) sehingga jika seluruh salinan Perjanjian Baru hilang, maka para ahli dapat merekonstruksi ulang menggunakan dokumen-dokumen tersebut dengan perkecualian beberapa ayat saja.[12]
Dengan bukti-bukti yang telah ada, maka dapat disimpulkan bahwa Alkitab yang beredar saat ini dapat dipercayai kebenarannya / tidak ditambah-tambahi dalam rentang waktu 2000 tahun.
Alkitab
bahasa Indonesia
Alkitab Edisi Studi
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah teks Alkitab bahasa Indonesia
Teks Alkitab Bahasa Indonesia sudah ada sejak lama. Sejak awal abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia) hingga saat ini sudah ada paling sedikit 22 versi dan porsi Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia (modern dan kuno, rendah, dan tinggi) [13], di antaranya yang paling sering digunakan dewasa ini adalah Terjemahan Baru (TB), Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), dan Firman Allah Yang Hidup (FAYH).
Alkitab Edisi Studi
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah teks Alkitab bahasa Indonesia
Teks Alkitab Bahasa Indonesia sudah ada sejak lama. Sejak awal abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia) hingga saat ini sudah ada paling sedikit 22 versi dan porsi Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia (modern dan kuno, rendah, dan tinggi) [13], di antaranya yang paling sering digunakan dewasa ini adalah Terjemahan Baru (TB), Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), dan Firman Allah Yang Hidup (FAYH).
Pandangan Islam terhadap Alkitab
Secara umum telah diketahui bahwa Islam mengakui keberadaan kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi sebelum kehadiran Nabi Muhammad saw. Terkhusus di antara kitab-kitab tersebut, adalah 3 kitab besar, yaitu Taurat, Zabur dan Injil (Misalnya dalam surat al Baqarah ayat 41 : Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. dan Surat Ali Imran ayat 184 : Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mu'jizat-mu'jizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. ). Dalam hal ini terdapat keterkaitan antara dua kitab besar, Taurat dan Zabur dengan Perjanjian Lama. Namun, tidak dapat diidentikkan keyakinan kepada eksistensi Taurat dan Zabur dengan penerimaan Perjanjian Lama secara utuh, karena yang telah diakui sebagai Taurat baik bagi kalangan Yahudi maupun Kristen adalah lima kitab pertama yang terdapat dalam Perjanjian Lama, yaitu Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Bilangan dan Kitab Ulangan sedangkan yang dapat diparalelkan (bukan disamakan) dengan kitab Zabur adalah kitab Mazmur. Sedangkan kitab-kitab yang terdapat dalam Perjanjian Lama selain dua kitab yang telah disebutkan tidak masuk dalam kategori kitab-kitab yang diimani oleh Islam sebagai kitab wahyu. Hal ini bukan berarti eksistensi kitab-kitab lainnya ini ditolak sama sekali, melainkan dapat diterima sebagai bagian dari tradisi Yahudi untuk mengenal sejarah dan keagamaan mereka secara umum.
Adapun pandangan umum Islam yang menyatakan bahwa Taurat dan Zabur yang eksis pada saat ini bukanlah Taurat dan Zabur yang otentik, dalam arti bahwa kitab-kitab Taurat dan Zabur yang ada sekarang telah mengalami banyak perubahan, yang mengakibatkan perubahan redaksi dan esensi, baik dalam permasalahan yang prinsipil atau yang tidak prinsipil dimuat di antaranya dalam surat al Baqarah ayat 79 : Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
Pada dasarnya pernyataan al Qur'an ini sejalan dengan pandangan para teolog Yahudi dan Kristen itu sendiri yang memandang bahwa seluruh kitab dalam Perjanjian Lama, termasuk di dalamnya Taurat dan Zabur tidak disusun sekali jadi oleh seorang penulis atau oleh sekelompok orang di bawah bimbingan seseorang. Melainkan seluruh kitab tersebut tersusun dari sumber-sumber yang banyak dan ditulis oleh orang-orang yang banyak pula, yang berasal dari berbagai negeri dan berbagai generasi, di mana masing-masing penulis selain berfungsi sebagai penyalin, juga berfungsi sebagai penyunting dan menambahkan gagasan-gagasan baru ke dalam naskah yang telah ada karena motif tertentu yang tidak selamanya negatif. Perbedaan sudut pandang al Qur'an dengan pandangan para teolog terutama dalam menyikapi proses dan hasil penyuntingan dan perubahan tersebut, di mana al Qur'an memandang perubahan yang terjadi sebagai sebuah bentuk distorsi yang tidak layak dilakukan terhadap firman ALlah, sehingga hasil yang didapatkan bukan lagi firman Allah yang murni karena telah terkontaminasi pikiran dan kehendak manusia. Sementara para teolog memandang proses penyuntingan dan perubahan yang mengikuti tradisi Yahudi ini sebagai bagian dari inspirasi Allah untuk menghasilkan suatu naskah final yang standar.
* Sejarah Alkitab dalam Bahasa Indonesia
* Alkitab pembelajaran
* Software Alkitab
Referensi
1. ^ Alkitab Terjemahan Baru 1994 LAI versi elektronik di SABDA.org
2. ^ (id) Bob Phillips, "Find It in the Bible - Lists, Lsts, and more List", Immanuel, Jakarta 2007
3. ^ Sedarlah! November 2007, h.30, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
4. ^ http://www.ethnologue.com/web.asp
5. ^ Menurut situs resmi jesusseminar.org, "Jesus Seminar adalah organisasi di bawah Westar Institute untuk memperbarui misi pencarian Yesus yang ada dalam sejarah. Dalam debat yang berlangsung ketat, Persekutuan dalam Seminar mengadakan pemungutan suara, menggunakan manik-manik bewarna-warni untuk mengindikasikan seberapa jauh keakuratan perkataan atau perbuatan Yesus."
6. ^ Will Durant, Caesar and Christ, vol. 3 dari The Story of Civilization; New York: Simon & Schuster, 1972; 555.
7. ^ Josh McDowell, Evidence That Demands a Verdict, vol. 1; Nashville: Nelson, 1979), 38.
8. ^ http://einjil.com/kolom.html
9. ^ William F. Albright, Towards a More Conservative View, Christianity Today, January 18, 1993, 3.
10. ^ John A. T. Robinson, Redating the New Testament, dikutip dalam tulisan Norman L. Geisler dan Frank Turek, I Don't Have Enough Faith To Be An Atheist; Wheaton, IL; Crossway, 2004, 243.
11. ^ GaryR. Habermas, "Why I Believe the New Testament is Historically Reliable," Why I am a Christian, eds Norman L. Geisler & Paul K. Hoffman; Grand Rapids, MI: Baker, 2001, 150
12. ^ Bruce M. Metzger, The Text of the New Testament; New York: Oxford University Press, 1992, 86.
13. ^ Situs Sejarah Alkitab di Indonesia
[sunting] Pranala luar
[sunting] Teks Alkitab
* (id) Alkitab Online Lembaga Alkitab Indonesia
* (id) Alkitab SABDA
* (id) PDF Versi WBTC
* (id) Kitab Suci Katolik ekaristi.org
* (id) Kitab Suci On-Line imankatolik.or.id
* (en)(id) Alkitab bahasa Indonesia oleh Biblos.com
* (en) Al-kitab dalam bahasa Inggris terjemahan tidak resmi dengan istilah-istilah Arab
* (id) Audio Alkitab - Dengarkan Alkitab Online PL dan PB dalam (Indonesia) (BIS dan TB), (Jawa), (Sunda), dan (Inggris) (NET dan KJV)
[sunting] Seputar Alkitab
* (id) Sejarah Alkitab di Indonesia (23 versi -- 1629-2005)
* (id) Ajaran Dasar Alkitab
Secara umum telah diketahui bahwa Islam mengakui keberadaan kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi sebelum kehadiran Nabi Muhammad saw. Terkhusus di antara kitab-kitab tersebut, adalah 3 kitab besar, yaitu Taurat, Zabur dan Injil (Misalnya dalam surat al Baqarah ayat 41 : Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. dan Surat Ali Imran ayat 184 : Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mu'jizat-mu'jizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. ). Dalam hal ini terdapat keterkaitan antara dua kitab besar, Taurat dan Zabur dengan Perjanjian Lama. Namun, tidak dapat diidentikkan keyakinan kepada eksistensi Taurat dan Zabur dengan penerimaan Perjanjian Lama secara utuh, karena yang telah diakui sebagai Taurat baik bagi kalangan Yahudi maupun Kristen adalah lima kitab pertama yang terdapat dalam Perjanjian Lama, yaitu Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Bilangan dan Kitab Ulangan sedangkan yang dapat diparalelkan (bukan disamakan) dengan kitab Zabur adalah kitab Mazmur. Sedangkan kitab-kitab yang terdapat dalam Perjanjian Lama selain dua kitab yang telah disebutkan tidak masuk dalam kategori kitab-kitab yang diimani oleh Islam sebagai kitab wahyu. Hal ini bukan berarti eksistensi kitab-kitab lainnya ini ditolak sama sekali, melainkan dapat diterima sebagai bagian dari tradisi Yahudi untuk mengenal sejarah dan keagamaan mereka secara umum.
Adapun pandangan umum Islam yang menyatakan bahwa Taurat dan Zabur yang eksis pada saat ini bukanlah Taurat dan Zabur yang otentik, dalam arti bahwa kitab-kitab Taurat dan Zabur yang ada sekarang telah mengalami banyak perubahan, yang mengakibatkan perubahan redaksi dan esensi, baik dalam permasalahan yang prinsipil atau yang tidak prinsipil dimuat di antaranya dalam surat al Baqarah ayat 79 : Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
Pada dasarnya pernyataan al Qur'an ini sejalan dengan pandangan para teolog Yahudi dan Kristen itu sendiri yang memandang bahwa seluruh kitab dalam Perjanjian Lama, termasuk di dalamnya Taurat dan Zabur tidak disusun sekali jadi oleh seorang penulis atau oleh sekelompok orang di bawah bimbingan seseorang. Melainkan seluruh kitab tersebut tersusun dari sumber-sumber yang banyak dan ditulis oleh orang-orang yang banyak pula, yang berasal dari berbagai negeri dan berbagai generasi, di mana masing-masing penulis selain berfungsi sebagai penyalin, juga berfungsi sebagai penyunting dan menambahkan gagasan-gagasan baru ke dalam naskah yang telah ada karena motif tertentu yang tidak selamanya negatif. Perbedaan sudut pandang al Qur'an dengan pandangan para teolog terutama dalam menyikapi proses dan hasil penyuntingan dan perubahan tersebut, di mana al Qur'an memandang perubahan yang terjadi sebagai sebuah bentuk distorsi yang tidak layak dilakukan terhadap firman ALlah, sehingga hasil yang didapatkan bukan lagi firman Allah yang murni karena telah terkontaminasi pikiran dan kehendak manusia. Sementara para teolog memandang proses penyuntingan dan perubahan yang mengikuti tradisi Yahudi ini sebagai bagian dari inspirasi Allah untuk menghasilkan suatu naskah final yang standar.
* Sejarah Alkitab dalam Bahasa Indonesia
* Alkitab pembelajaran
* Software Alkitab
Referensi
1. ^ Alkitab Terjemahan Baru 1994 LAI versi elektronik di SABDA.org
2. ^ (id) Bob Phillips, "Find It in the Bible - Lists, Lsts, and more List", Immanuel, Jakarta 2007
3. ^ Sedarlah! November 2007, h.30, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
4. ^ http://www.ethnologue.com/web.asp
5. ^ Menurut situs resmi jesusseminar.org, "Jesus Seminar adalah organisasi di bawah Westar Institute untuk memperbarui misi pencarian Yesus yang ada dalam sejarah. Dalam debat yang berlangsung ketat, Persekutuan dalam Seminar mengadakan pemungutan suara, menggunakan manik-manik bewarna-warni untuk mengindikasikan seberapa jauh keakuratan perkataan atau perbuatan Yesus."
6. ^ Will Durant, Caesar and Christ, vol. 3 dari The Story of Civilization; New York: Simon & Schuster, 1972; 555.
7. ^ Josh McDowell, Evidence That Demands a Verdict, vol. 1; Nashville: Nelson, 1979), 38.
8. ^ http://einjil.com/kolom.html
9. ^ William F. Albright, Towards a More Conservative View, Christianity Today, January 18, 1993, 3.
10. ^ John A. T. Robinson, Redating the New Testament, dikutip dalam tulisan Norman L. Geisler dan Frank Turek, I Don't Have Enough Faith To Be An Atheist; Wheaton, IL; Crossway, 2004, 243.
11. ^ GaryR. Habermas, "Why I Believe the New Testament is Historically Reliable," Why I am a Christian, eds Norman L. Geisler & Paul K. Hoffman; Grand Rapids, MI: Baker, 2001, 150
12. ^ Bruce M. Metzger, The Text of the New Testament; New York: Oxford University Press, 1992, 86.
13. ^ Situs Sejarah Alkitab di Indonesia
[sunting] Pranala luar
[sunting] Teks Alkitab
* (id) Alkitab Online Lembaga Alkitab Indonesia
* (id) Alkitab SABDA
* (id) PDF Versi WBTC
* (id) Kitab Suci Katolik ekaristi.org
* (id) Kitab Suci On-Line imankatolik.or.id
* (en)(id) Alkitab bahasa Indonesia oleh Biblos.com
* (en) Al-kitab dalam bahasa Inggris terjemahan tidak resmi dengan istilah-istilah Arab
* (id) Audio Alkitab - Dengarkan Alkitab Online PL dan PB dalam (Indonesia) (BIS dan TB), (Jawa), (Sunda), dan (Inggris) (NET dan KJV)
[sunting] Seputar Alkitab
* (id) Sejarah Alkitab di Indonesia (23 versi -- 1629-2005)
* (id) Ajaran Dasar Alkitab
Andrian Nixon @nixonryan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar